Terjemah

Bahasa

Sejarah

Filsafat

Sastra

Management

Motivasi

Rekomendasi

Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Seiring dengan mewabahnya virus Korean Wave atau dalam bahasa Koreanya dikenal dengan istilah Hallyu yang menyebar di kawasan Asia tak heran banyak para penggemar Kpop ataupun Korean Drama yang tertarik untuk mempelajari bahasa Korea.

Alasan mereka untuk belajar bahasa Koreapun beragam. Dari alasan agar bisa berbahasa Korea saat berjumpa idola mereka saat konser musik atau jumpa fans ataupun agar mudah menerjemahkan bahasa Korea saat menonton drama Korea atau mendengar lagu Korea.

Bukan hanya di Malaysia, Hongkong, ataupun Taiwan para pemula yang mencari buku-buku pelajaran bahasa Korea dasar.

Di tanah airpun buku belajar bahasa Korea untuk orang Indonesia menjadi incaran para peminat agar dapat belajar bahasa Korea cepat dan benar.

Tidak banyak toko buku yang jual buku belajar bahasa Korea lengkap dengan harga murah untuk pemula yang baru belajar bahasa Korea beserta tulisannya.

Toko buku tertentu seperti Gramedia biasanya menyediakan lengkap buku belajar bahasa Korea yang bagus untuk pemula dengan menawarkan berbagai judul sesuai materi yang diinginkan oleh pembaca.

Judul buku yang tersedia di antaranya buku belajar bahasa Korea dasar, buku belajar bahasa Korea terpadu, belajar bahasa Korea cepat dan mudah, belajar bahasa Korea cepat dan praktis, belajar bahasa Korea dasar percakapan, belajar bahasa Korea dengan mudah, dan beberapa judul buku lainnya yang lebih lengkap lagi.

Harga buku belajar bahasa Korea di Gramedia pun bermacam-macam sesuai isi materi yang disediakan dan penerbit mana yang mengeluarkan.

Biasanya untuk buku pelajaran bahasa Korea best seller biasanya terdapat potongan diskon di saat-saat tertentu.

Alternatif lain bagi yang tidak bisa menemukan toko buku yang jual buku belajar bahasa Korea bisa dengan cara download buku belajar bahasa Korea untuk pemula via internet.

Dengan bermodalkan koneksi internet dan sebuah gadget atau komputer kini tidak sulit lagi untuk mencari buku panduan belajar bahasa Korea free download yang disediakan oleh blog atau situs penyedia konten pembelajaran bahasa Korea.

Cukup dengan mengetikkan kata kunci “buku belajar bahasa Korea download” atau “download buku belajar bahasa Korea gratis” di mesin pencari Google maka kita bisa dengan mudah mendapatkan link download untuk mengunduh panduan lengkap belajar bahasa Korea ebook.

Jika tempat tinggalnya dekat dengan toko buku besar seperti Gramedia tentu saja sangat mudah untuk mendapatkan buku belajar bahasa Korea di Gramedia.

Mulai dari buku yang membahas tentang materi belajar bahasa Korea conversation, belajar bahasa Korea formal dan informal, belajar bahasa Korea hangul sehari-hari, belajar bahasa Korea cara memperkenalkan diri, belajar bahasa Korea berhitung, bahkan materi dasar tentang belajar bahasa Korea awal, belajar bahasa Korea abc, belajar bahasa Korea a-z bagi pemula pun tersedia di sini.

Bagi yang membutuhkan panduan belajar bahasa Korea pdf yang membahas tentang materi belajar bahasa Korea grammar di bawah ini disediakan link download secara cuma-cuma.

Panduan belajar bahasa Korea ebook gratis ini disediakan bagi para pemula yang berniat mempelajari bahasa Korea namun terkendala oleh sarana atau tidak adanya buku pembelajaran bahasa Korea yang bisa didapatkan.

Cukup dengan satu kali klik maka file buku belajar bahasa Korea lengkap berformat PDF ini bisa dijadikan sebagai pengganti buku belajar bahasa Korea terbaik yang banyak beredar di toko-toko buku.

Materi modul PDF ini berisi tentang panduan tata bahasa atau Grammar Korea dan juga dalam versi lengkapnya yang bisa diakses di area download KBK123 terdapat juga materi penjelasan tentang belajar bahasa Korea angka dan huruf atau alphabet bagi pemula.

Dibandingkan buku belajar bahasa Korea yang berbentuk buku tebal lebih efektif modul berformat PDF yang bisa diakses lewat gadget dan bisa dipelajari kapanpun dan di manapun selama gadget dalam genggaman. Silahkan klik tombol Link download buku belajar bahasa Korea pdf di bawah ini.

Box Download


Judul : Wajah Peradaban Barat Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler-Liberal 
Pengarang : Adian Husaini 
Penerbit : Gema Insani 
Kota Terbit : Jakarta Tahun 
Terbit : 2005 
Cetakan : Pertama 
Tebal Buku : 415 halaman 
Tema : Sejarah Ideologi Resensator : Nur Fadlan Kekerasan politik adalah sebab dari lahirnya sebuah ideologi. 
    Gereja menjadi pusat perhatian utama dalam kajian Peradaban Barat. Hegemoni yang pernah dilakukan oleh Gereja sempat menggores hampir semua dataran Eropa dan menjarah ke sekian bagian di daratan di dunia. Hegemoni ini pernah menjadi masa yang paling menakutkan dalam perjalanan sejarah Eropa. Dalam beberapa peristiwa sejarah, Inquisisi misalnya; pernah menjadi terminologi menakutkan bagi bangsa Eropa saat mereka terbayangi oleh siksaan yang begitu kejam dan dalam waktu yang lama. Dalam beberapa catatan Lewis, sejarah Kekristenan pada dasarnya diwarnai dengan perpecahan (skisma) dan kekafiran (heresy). Hal ini, dapat disaksikan dalam konflik besar yang terjadi pada Gereja Konstantinopel, Antioch dan Alexandria. Sejarah juga mencatat konflik yang terjadi antara Konstantinopel dengan Roma antara Katholik dan Protestan serta antara berbagai sekte dalam Kristen. Dalam perjalanan Western Civilization, Barat pernah melewati fase the dark ages. Fase ini dimulai sejak Imperium Romawi Barat runtuh pada tahun 476 M hingga pada akhirnya Gereja muncul menjadi institusi yang dominan di Eropa. 
    Sebelumnya, Kristen mengalami penindasan yang panjang dari Imperium Romawi, hingga pada akhirnya Kristen mendapat sambutan hangat dari Kaisar Konstantine pada tahun 313 M dengan dikeluarkannya Edict of Milan. Dahsyatnya lagi, kesuksesan Kristen mendapat apresiasi yang sangat luar biasa, sehingga pada tahun 392 M dikeluarkanlah Edict ofTheodosius, yaitu Kristen sebagai state religion dari Roman Empire. Pada waktu itu Gereja merupakan satu-satunya institusi yang memberikan alternatif konstuksi kehidupan. Hingga akhirnya, sambutan masyarakat terhadap Kristen potitif dan pengaruh Kristen menyebar pesat, membentang dari Italia sampai Irlandia. Di samping kesuksesan dalam menarik simpati masyarakat, Kristen juga menggunakan adopsi tata administrasi seperti yang dilakukan oleh Romawi. Seperti yang pernah disuarakan Paus Gregory I (590-604) M. Beliau menganjurkan dan menggunakan metode administrasi Romawi untuk mengelola kekayaan Gereja di Itali, Sicilia, Sardinia, Gaul. Tidak hanya berhenti sampai disitu, pihak Gereja pun mengirimkan misionaris ke Inggris untuk melakukan Anglo Saxons serta menjalin aliansi dengan Pippin raja Prancis. Tahun 1077 M Raja Henry IV takluk kepada Paus Gregory VII dengan awal masalah pengangkatan Paus. Dari sini pengaruh Paus semakin menguat apalagi tahun 1091 M. Aksi yang dilakukan oleh Gereja ternyata juga membuka citra keperkasaan Kristen. Misalnya, Count Roger berhasil merebut Sicily yang sebelumnya dikuasai oleh kaum Muslim. Dan juga pada tahun 1085 M, Kristen Spanyol membantu tentara Perancis dalam mempertahankan Toledo. Adian Husaini membuat tiga klasifikasi besar dalam penyusunan buku ini. Klasifikasi pertama, Adian mewacanakan dan melengkapi sintesisnya dengan beberapa data penunjang. 
    Dalam klasifikasi ini, problematika Peradaban Barat dikaji secara mendalam dengan pendekatan historis-analisis. Barat dianggap olehnya sebagai peradaban yang tidak memiliki cita-cita panjang. Globalisasi dan Westernisasi dianggap sebagai kebingungan ideologi. Ideologi yang tidak jelas. Beliau pun mengidentifikasi mengapa Barat menjadi Sekuler-Liberat? Disini, tepatnya di bab I sub bab II oleh Adian ada beberapa hal yang melatar belakangi kenapa wordview Sekuler-Liberal dipilih menjadi jalan hidup. Beliau menyebutkan tiga sebab kenapa Barat menjadi Sekuler-Liberal. Oleh Adian disebutkan, pertama, problem Sejarah Kristen. Sub bab ini, dibahas panjang lebar tentang catatan buruk Kristen dalam perjalanan sejarah hegemoninya. Yang kedua, Problem Teks Bible. Adian menjelaskan sangat gamblang betapa bermasalahnya Teks yang mereka anggap sebagai kitab suci mengalami perbedaan versi yang begitu beragam. Akibatnya corak intepretasi yang dimiliki oleh Kristian begitu berbeda-beda. Yang ketiga, Problem Teologi Kristen. Di sini, dianggap sebagai salah satu muara kenapa ideologi Sekuler-Liberal dipilih Barat sebagai pandangan hidup. Pandangan Lewis dan Leeuwen merupakan babak baru dimana pemisahan antara otoritas Gereja dengan kerajaan. Di samping itu juga, oleh Chadwick bahwa liberal adalah free from restraint, the liberal state, must be the secular state. Dalam bab ke dua, seorang Adian mencoba meraba-raba perspektif Islam dalam melihat keadaan Peradaban Barat. Tokoh-tokoh pengusung dan penyebar ideologi Barat dikaji secara mendalam dengan harapan menawarkan wordview versi Islam. Ada beberapa ketidak beresan dalam konsep-konsep Bernard Lewis, ini di telusuri Adian dan dicarikan titik temunya. Tidak hanya itu, seorang Adian juga mencoba mengangkat ke permukaan lagi beberapa cetak biru stigma Eropa atas Islam. Misalnya, tentang Islam dianggap mitologi, Islamofobia, Terorisme, Fundamentalisme serta Islam-Barat: A Permanent Confrontation. Di sini penulis buku mencoba mencari titik terang. 
    Apa sebenarnya maksud dari terminologi itu? Dalam dua bab awal, Adian sangat luar biasa dalam penyelaman terhadap beberapa roblematika Peradaban Barat. Dan bisa dikatakan buku yang berjudul Wajah Peradaban Barat dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler-Liberal, layak menjadi cermin dalam melihat keadaan Peradaban Barat. Tidak hanya itu, buku ini patut juga untuk menjadi referensi akademis karena pada hakikatnya kebanyakan data yang di tulis Adian Husaini tersusun secara sintematis-ilmiah. Menggunakan sekian literatus primer dan sekunder untuk memetakan Peradaban Barat. Ini sangat menarik karena seorang Adian mencoba mengelola sekian data sejarah menjadi data yang ia butuhkan dan memperkuat sintesisnya, setelah melewati proses tesis dan antitesis. Akan tetapi, bab ketiga seorang Adian mencoba menggunakan analisis-exsploratif setelah membahas panjang lebar tentang keadaan sebenarnya Peradaban Barat yang sangat kering dari spiritual. Hal ini, yang mengakibatkan buku ini terkesan terlalu panas untuk dimasuki pelaku Peradaban Barat. Misalnya, Adian secara frontal menjelaskan beberapa studi kasus yang dianggap gagal dalam tata peradaban. Pertama, Eksperimen Sekulerisme: Kasus Turki. Hal ni seharusnya tidak perlu penyebutan secara mendalam. Karena beberapa dekade terakhir sosok konseptor tata politik Islam Pakistan, Sir Muhamad Iqbal dan Abu Ala al-Maududi mengisukan Islamisasi dan sampai sekarang ideologi Pakistan masih Sekuler. Mungkin kita sepakat, bahwa Islam itu bukan brand (merek), Islam adalah tata nilai yang bisa masuk dalam setiap lini kehidupan. Sehingga ketika Adian menyebutkan “Eksperimen Sekulerisme: Kasus Turki”, ini terlalu frontal. Kalau kita bisa melakukan pendekatan secara lembut dan halus kenapa harus memilih yang frontal. Di titik ini, Adian kurang signifikan. Yang kedua, Invasi Barat dalam Pemikiran: Hermeneutika dan Studi Al-Qur’an. 
    Terma Hemeneutika dikatakan Adian bukan dari tradisi Islam mungkin sebagian besar dari muslimin sepakat. Akan tetapi, pengambilan sampel Nasr Hamid Abu Zayd yang mengatakan Al-Qur’an sebagai produk budaya tidak perlu dibunuh dalam kekalahan dialektika. Adian Husaini seharusnya mengunakan pendekatan komparatif-eksploratif-non skeptis. Dengan harapan sosok Nasr Hamid bu Zayd beserta proyek pemikirannya berbenturan dengan sekian banyak konsepsi yang sudah ada sejak dulu. Kalau konsep Nasr Hamid Abu Zayd itu lemah, tidak perlu menggunakan pendekatan skeptis untuk mengalahkannya. Cukup dengan komparatif-eksploratif, di sini Adian Husaini terkesan berlebihan. Yang ketiga, Invasi Barat dalam Pemikiran Islam: Pluralisme Agama. Di sini ada beberapa simpul menarik. Karena Adian mencoba membaca lintas paradigma. Yaitu tentang defenisi Islam menurut Al-Attas dan W.C. Smith. Menariknya, dalam deskripsi Adian tentang Islam menurut Al-Attas dan W.C. Smith. Pembaca dibiarkan membaca sendiri dengan bahasa yang tidak propokatif, karena sub bab ini disampaikan dengan tidak persuasif. Di samping itu, Adian juga menyertakan beberapa perjalanan singkat konflik Islam-Kristen yang ada di Indonesia. Ini menarik, sekedar untuk dijadikan pengingat masa lalu dan seharusnya tidak terulang lagi. Demikianlah bebera kelebihan dan kelemahan buku Adian Husaini yang berjudul Wajah Peradaban Barat dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler-Liberal. Benang merah dari buku ini sebenarnya sedikit banyak seperti statemen Muhammad Asad (Leopold Weiss). Beliau mencatat bahwa Peradaban Barat hanya mengikuti tuntutan ekonomi, social dan kebangsaan. Mereka mewarisi watak Romawi Kuno dalam berkuasa serta menawarkan konsep keadilan ala Romawi. Padahal, konsep itu hanyalah representatif untuk bangsa Romawi saja dan saat itu. Wallah a’lam bi al-showab.

Setelah generasi sahabat nabi usai, berdirilah sosok-sosok cahaya lainnya dalam baris sejarah kemanusiaan, merekalah para tabi’in, buku ini menceritakan 101 kisah tabiin, sekolompok manusia yang menyediakan jiwa-jiwa mereka untuk menjadi ladang persemaian warisan Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sejarah Islam mewariskan begitu banyak teladan bercahaya pada peradaban manusia ini. Ada Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang semakin dilecehkan di Timur maupun di Barat, semakin gemerlap kilau cahaya kemuliaannya. Ada sosok-sosok mulia seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Mu’awiyah, Bilal dan Abu Dzar – semoga Allah meridhai mereka semua-, yang juga berlomba meneladani Sang Guru mereka,lalu menyisakan keteladanan terbaik dalam berlakon sebagai manusia. Setelah sukses dengan 101 Sahabat Nabi, Hepi Andi Bastoni kembali untuk menghadirkan 101 kisah tabiin ini untuk anda. Dalam buku ini, penulis ingin mengajak Anda untuk bertamasya dan menikmati keteladanan generasi terbaik setelah pada sahabat Nabi ini. Semoga Anda menikmati tamasya ini, dan selamat meneladani pada tabi’in ! Salah satu kisah kisahnya : Kisah Rabi’ah ar-Ra’yi Rah.a (Tabi’in) ”Manakah yang lebih baik dan kau sukai antara uang 30.000 dinar atau ilmu dan kehormatan yang telah dicapai putramu?”(Ummu Rabi’ah) Rabi’ bin Ziyad al-Haritsi adalah gubernur khurasan, pembebas Sajistan dan seorang panglima pemberani. Setelah berhasil membebaskan negeri Sajistan, Rabi’ bin Ziyad bermaksud menyempurnakan kemenangannya dengan menaklukan negeri dibelakang sungai Seyhun. Kali ini ia didampingi seorang anak buahnya bernama Farukh. Atas izin Allah, Rabi’ bin Ziyad dan pasukannya berhasil memenangkan pertempuran. Namun dua tahun setelah keberhasilannya itu, maut menjemputnya. Dia kembali kepada Allah dengan tenang. Adapun Farukh, kembali ke madinah, dalam usia yang masih muda sekitar 30 tahun. Ia membeli sebuah rumah yang sangat sederhana dan menikah dengan seorang gadis pilihannya. Ia merasakan kebahagiaan yang selama ini diimpikannya. Rumah tinggal yang nyaman dan istri yang shalihah. Namun, semua itu tak mampu meredam kerinduannya untuk berjihad di jalan Allah. Suatu hari, seorang khatib jum’at memberi kabar gembira tentang berbagai kemenangan yang diraih kaum muslimin. Ia mendorong para jama’ah untuk terus melanjutkan perjuangannya. Dengan semangat tinggi, Farukh bergabung dengan pasukan perang yang akan berangkat. Saat itu istrinya sedang hamil tua. Ia hanya meninggalkan uang 30.000 dinar.”Pergunakanlah secukupnya untuk keperluanmu dan bayi kita nanti kalau sudah lahir,”ujarnya seraya berpamitan. Beberapa bulan setelah keberangkatan Farukh, istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki tampan. Sang ibu menyambutnya penuh bahagia sehingga melupakan perpisahannya dengan suaminya. Bayi laki-laki itu diberi nama Rabi’ah Begitu menginjak dewasa, Rabi’ah diserahkan kepada beberapa guru untuk diajarkan ilmu agama dan akhlak. Untuk itu, sang ibu memberikan imbalan yang memadai dan hadiah bagi guru-guru itu. Setiap kali ia melihat ada kemajuan ilmu putranya, setiap kali pula ia menambahkan hadiah untuk pengajar Rabi’ah. Rabi’ah terus menimbah berbagai ilmu pengetahuan. Ia tidak bosan-bosan belajar dan menghafal apa yang diberikan gurunya. Akhirnya, ia menjadi seorang yang alim yang pandai dan terkenal. Sampai akhirnya terjadilah sebuah peristiwa yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Malam terang dimusim panas. Seorang prajurit tua berjalan memasuki Madinah. Usianya hampir 60 tahun, tapi langkahnya masih tegap dan mantap. Dia menyusuri lorong-lorong menuju sebuah rumah. Dalam benaknya bergejolak berbagai pertanyaan. Apakah yang sedang dilakukan istrinya dirumah? Apakah anaknya sudah lahir? Laki-lakikah atau perempuan? Dijalan-jalan masih terlihat orang lalu-lalang. Namun tak seorang pun yang memperdulikannya. Ia memandang sekeliling.”Ah, ternyata telah banyak perubahan,”gumamnya. Tiba-tiba, tanpa disadari ia telah berada didepan sebuah pintu yang terbuka. Spontan ia menyeruak masuk. Seorang pemuda, pemilik rumah yang mengetahui seorang laki-laki tua menyandang senjata masuk kerumahnya tanpa permisi segera melompat menghadang. Para tetangga yang mendengar keributan itu segera berdatangan. Termasuk seorang ibu tua yang sedang tidur terbangun. Melihat siapa yang datang, ibu tua itu segera sadar dan berteriak,” Rabi’ah, lepaskan!Dia ayahmu. Wahai Abu Abdurrahman, dia anakmu. Jantung hatimu,” Mendengar seruan itu, keduanya segera berdiri. Hampir tak percaya mereka berpelukan, melepaskan rindu. Mereka benar-benar tak menyangka pertemuan itu akan berlangsung begitu rupa. Kini Farukh duduk bersama istrinya. Dia menuturkan segala pengalamannya selama dimedan jihad. Namun, dalam hati, istrinya tidak bisa tenang karena bingung menjelaskan pengeluaran uang yang ditinggalkan suaminya sebelum berangkat.”Bagaimana aku menjelaskannya? Apakah suamiku akan percaya kalau uang sebesar 30.000 dinar itu habis untuk biaya pendidikan anaknya?”ujar sang istri dalam hati. Dalam keadaan bingung begitu, tiba-tiba Farukh berkata,”Wahai istriku, aku membawa uang 4000 dinar. Gabungkan dengan uang yang kutinggalkan dulu.” Sang istri semakin bingung. Ia diam tak menjawab ucapan suaminya. “Lekaslah, mana uang itu? Tanya Farukh lagi. Dengan wajah agak pucat dan bibir bergetar, istrinya menjawab,”uang itu kuletakkan ditempat yang aman. Beberapa hari lagi akan kuambil. InsyaAllah.” Adzan Shubuh tiba-tiba berkumandang. Istrinya menarik napas lega. Farukh bergegas berwudhu’,lalu keluar sambil bertanya,”mana Rabi’ah? “Dia sudah berangkat lebih dahulu ke masjid?”jawab istrinya. Setibanya dimasjid, ruangan sudah penuh. Para jama’ah mengelilingi seorang guru yang sedang mengajar mereka.Farukh berusaha melihat wajah guru itu, namun tidak berhasil karena padatnya jamaah. Ia terheran-heran melihat ketekunan mereka mengikuti majelis syaikh tersebut. “Siapakah dia sebenarnya? Tanya Farukh kepada salah seorang jamaah. “Orang yang engkau lihat itu adalah seorang alim besar. Majelisnya dihadiri oleh Malik bin Anas, Sufyan ats-Tsauri, Laits bin Sa’ad, dan lainnya. Disamping itu, dia sangat dermawan dan bijaksana. Dia mengajar dan mengharapkan ridha Allah semata,”jawab orang itu. “Siapakah namanya?”tanya Farukh. “Rabi’ah ar-Ra’yi.” “Rabi’ah ar-Ra’yi.?” Tanya Farukh keheranan. “Benar.” “Dari manakah dia berasal?” “Dia putra Farukh, Abu Abdurrahman. Dia dilahirkan tak lama setelah ayahnya meninggalkan Madinah sebagai Mujahid fi sabilillah. Ibunyalah yang membesarkan dan mendidiknya,”orang itu menjelaskan. Tanpa terasa air mata Farukh menetes karena gembira. Ketika kembali kerumah ia segera menemui istrinya. Melihat suaminya menangis, sang istri bertanya,”ada apa , wahai Abu Abdurrahman?” “Tidak apa-apa. Saya melihat Rabi’ah berada dalam kedudukan dan kehormatan yang tinggi yang tidak kulihat pada orang lain,”jawab Farukh. Ibu Rabi’ah melihat hal itu sebagai kesempatan untuk menjelaskan amanat suaminya berupa uang 30.000 dinar. Ia segera berkata, ”Manakah yang lebih baik dan kau sukai antara uang 30.000 dinar atau ilmu dan kehormatan yang telah dicapai putramu?” “Demi Allah, inilah yang lebih kusukai daripada dunia dan segala isinya,”Jawab Farukh. “Ketahuilah suamiku. Aku telah menghabiskan semua harta yang engkau amanatkan untuk biaya pendidikan putra kita. Apakah engkau rela dengan apa yang telah kulakukan? Tanya ibu Rabi’ah. “Aku rela dan berterima kasih atas namaku dan nama seluruh kaum muslimin,”jawab Farukh gembira.

Download Vanitas no Karte Batch Subtitle Indonesia