Showing posts with label Biografi Tokoh. Show all posts
Showing posts with label Biografi Tokoh. Show all posts

Setelah generasi sahabat nabi usai, berdirilah sosok-sosok cahaya lainnya dalam baris sejarah kemanusiaan, merekalah para tabi’in, buku ini menceritakan 101 kisah tabiin, sekolompok manusia yang menyediakan jiwa-jiwa mereka untuk menjadi ladang persemaian warisan Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sejarah Islam mewariskan begitu banyak teladan bercahaya pada peradaban manusia ini. Ada Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang semakin dilecehkan di Timur maupun di Barat, semakin gemerlap kilau cahaya kemuliaannya. Ada sosok-sosok mulia seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Mu’awiyah, Bilal dan Abu Dzar – semoga Allah meridhai mereka semua-, yang juga berlomba meneladani Sang Guru mereka,lalu menyisakan keteladanan terbaik dalam berlakon sebagai manusia. Setelah sukses dengan 101 Sahabat Nabi, Hepi Andi Bastoni kembali untuk menghadirkan 101 kisah tabiin ini untuk anda. Dalam buku ini, penulis ingin mengajak Anda untuk bertamasya dan menikmati keteladanan generasi terbaik setelah pada sahabat Nabi ini. Semoga Anda menikmati tamasya ini, dan selamat meneladani pada tabi’in ! Salah satu kisah kisahnya : Kisah Rabi’ah ar-Ra’yi Rah.a (Tabi’in) ”Manakah yang lebih baik dan kau sukai antara uang 30.000 dinar atau ilmu dan kehormatan yang telah dicapai putramu?”(Ummu Rabi’ah) Rabi’ bin Ziyad al-Haritsi adalah gubernur khurasan, pembebas Sajistan dan seorang panglima pemberani. Setelah berhasil membebaskan negeri Sajistan, Rabi’ bin Ziyad bermaksud menyempurnakan kemenangannya dengan menaklukan negeri dibelakang sungai Seyhun. Kali ini ia didampingi seorang anak buahnya bernama Farukh. Atas izin Allah, Rabi’ bin Ziyad dan pasukannya berhasil memenangkan pertempuran. Namun dua tahun setelah keberhasilannya itu, maut menjemputnya. Dia kembali kepada Allah dengan tenang. Adapun Farukh, kembali ke madinah, dalam usia yang masih muda sekitar 30 tahun. Ia membeli sebuah rumah yang sangat sederhana dan menikah dengan seorang gadis pilihannya. Ia merasakan kebahagiaan yang selama ini diimpikannya. Rumah tinggal yang nyaman dan istri yang shalihah. Namun, semua itu tak mampu meredam kerinduannya untuk berjihad di jalan Allah. Suatu hari, seorang khatib jum’at memberi kabar gembira tentang berbagai kemenangan yang diraih kaum muslimin. Ia mendorong para jama’ah untuk terus melanjutkan perjuangannya. Dengan semangat tinggi, Farukh bergabung dengan pasukan perang yang akan berangkat. Saat itu istrinya sedang hamil tua. Ia hanya meninggalkan uang 30.000 dinar.”Pergunakanlah secukupnya untuk keperluanmu dan bayi kita nanti kalau sudah lahir,”ujarnya seraya berpamitan. Beberapa bulan setelah keberangkatan Farukh, istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki tampan. Sang ibu menyambutnya penuh bahagia sehingga melupakan perpisahannya dengan suaminya. Bayi laki-laki itu diberi nama Rabi’ah Begitu menginjak dewasa, Rabi’ah diserahkan kepada beberapa guru untuk diajarkan ilmu agama dan akhlak. Untuk itu, sang ibu memberikan imbalan yang memadai dan hadiah bagi guru-guru itu. Setiap kali ia melihat ada kemajuan ilmu putranya, setiap kali pula ia menambahkan hadiah untuk pengajar Rabi’ah. Rabi’ah terus menimbah berbagai ilmu pengetahuan. Ia tidak bosan-bosan belajar dan menghafal apa yang diberikan gurunya. Akhirnya, ia menjadi seorang yang alim yang pandai dan terkenal. Sampai akhirnya terjadilah sebuah peristiwa yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Malam terang dimusim panas. Seorang prajurit tua berjalan memasuki Madinah. Usianya hampir 60 tahun, tapi langkahnya masih tegap dan mantap. Dia menyusuri lorong-lorong menuju sebuah rumah. Dalam benaknya bergejolak berbagai pertanyaan. Apakah yang sedang dilakukan istrinya dirumah? Apakah anaknya sudah lahir? Laki-lakikah atau perempuan? Dijalan-jalan masih terlihat orang lalu-lalang. Namun tak seorang pun yang memperdulikannya. Ia memandang sekeliling.”Ah, ternyata telah banyak perubahan,”gumamnya. Tiba-tiba, tanpa disadari ia telah berada didepan sebuah pintu yang terbuka. Spontan ia menyeruak masuk. Seorang pemuda, pemilik rumah yang mengetahui seorang laki-laki tua menyandang senjata masuk kerumahnya tanpa permisi segera melompat menghadang. Para tetangga yang mendengar keributan itu segera berdatangan. Termasuk seorang ibu tua yang sedang tidur terbangun. Melihat siapa yang datang, ibu tua itu segera sadar dan berteriak,” Rabi’ah, lepaskan!Dia ayahmu. Wahai Abu Abdurrahman, dia anakmu. Jantung hatimu,” Mendengar seruan itu, keduanya segera berdiri. Hampir tak percaya mereka berpelukan, melepaskan rindu. Mereka benar-benar tak menyangka pertemuan itu akan berlangsung begitu rupa. Kini Farukh duduk bersama istrinya. Dia menuturkan segala pengalamannya selama dimedan jihad. Namun, dalam hati, istrinya tidak bisa tenang karena bingung menjelaskan pengeluaran uang yang ditinggalkan suaminya sebelum berangkat.”Bagaimana aku menjelaskannya? Apakah suamiku akan percaya kalau uang sebesar 30.000 dinar itu habis untuk biaya pendidikan anaknya?”ujar sang istri dalam hati. Dalam keadaan bingung begitu, tiba-tiba Farukh berkata,”Wahai istriku, aku membawa uang 4000 dinar. Gabungkan dengan uang yang kutinggalkan dulu.” Sang istri semakin bingung. Ia diam tak menjawab ucapan suaminya. “Lekaslah, mana uang itu? Tanya Farukh lagi. Dengan wajah agak pucat dan bibir bergetar, istrinya menjawab,”uang itu kuletakkan ditempat yang aman. Beberapa hari lagi akan kuambil. InsyaAllah.” Adzan Shubuh tiba-tiba berkumandang. Istrinya menarik napas lega. Farukh bergegas berwudhu’,lalu keluar sambil bertanya,”mana Rabi’ah? “Dia sudah berangkat lebih dahulu ke masjid?”jawab istrinya. Setibanya dimasjid, ruangan sudah penuh. Para jama’ah mengelilingi seorang guru yang sedang mengajar mereka.Farukh berusaha melihat wajah guru itu, namun tidak berhasil karena padatnya jamaah. Ia terheran-heran melihat ketekunan mereka mengikuti majelis syaikh tersebut. “Siapakah dia sebenarnya? Tanya Farukh kepada salah seorang jamaah. “Orang yang engkau lihat itu adalah seorang alim besar. Majelisnya dihadiri oleh Malik bin Anas, Sufyan ats-Tsauri, Laits bin Sa’ad, dan lainnya. Disamping itu, dia sangat dermawan dan bijaksana. Dia mengajar dan mengharapkan ridha Allah semata,”jawab orang itu. “Siapakah namanya?”tanya Farukh. “Rabi’ah ar-Ra’yi.” “Rabi’ah ar-Ra’yi.?” Tanya Farukh keheranan. “Benar.” “Dari manakah dia berasal?” “Dia putra Farukh, Abu Abdurrahman. Dia dilahirkan tak lama setelah ayahnya meninggalkan Madinah sebagai Mujahid fi sabilillah. Ibunyalah yang membesarkan dan mendidiknya,”orang itu menjelaskan. Tanpa terasa air mata Farukh menetes karena gembira. Ketika kembali kerumah ia segera menemui istrinya. Melihat suaminya menangis, sang istri bertanya,”ada apa , wahai Abu Abdurrahman?” “Tidak apa-apa. Saya melihat Rabi’ah berada dalam kedudukan dan kehormatan yang tinggi yang tidak kulihat pada orang lain,”jawab Farukh. Ibu Rabi’ah melihat hal itu sebagai kesempatan untuk menjelaskan amanat suaminya berupa uang 30.000 dinar. Ia segera berkata, ”Manakah yang lebih baik dan kau sukai antara uang 30.000 dinar atau ilmu dan kehormatan yang telah dicapai putramu?” “Demi Allah, inilah yang lebih kusukai daripada dunia dan segala isinya,”Jawab Farukh. “Ketahuilah suamiku. Aku telah menghabiskan semua harta yang engkau amanatkan untuk biaya pendidikan putra kita. Apakah engkau rela dengan apa yang telah kulakukan? Tanya ibu Rabi’ah. “Aku rela dan berterima kasih atas namaku dan nama seluruh kaum muslimin,”jawab Farukh gembira.

Download Vanitas no Karte Batch Subtitle Indonesia


"Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." (H.R. Ahmad)
Muhammad Al-Fatih, seorang sultan yang memiliki semangat berperang tinggi bagai elang dan lembut penuh kedamaian seperti merpati, la membawa sifat-sifat yang saling bertolak belakang dan menggabungkannya menjadi kekuatan yang cemerlang.
    Kisahnya selalu identik cengan penaklukan Konstantinopel Namun, buku ini memberikan gambaran lain dari sosok yang kerap disebut penuh dengan paradoks ini. Tulisan di dalam buku ini selain menggambarkan perjuangan dalam menaklukkan Konstantinopel juga akan menjawab kontroversial seputar Al-Fatih.
APAKAH MUHAMMAD AL-FATIH MASUK AGAMA NASRANI?
APAKAH IBUNDA AL-FATIII BERASAL DARI PRANCIS?
BENARKAH FATIH SUKA MEMBACA BUKU KARYA HOMERUS?
APA ISI WASIAT TERAKHIR AL-FATIH?
APAKAH UNDANG-UNDANG PEMBUNUHAN SAUDARA ADALAH BUATAN AL-FATIH?
Selain itu, yang tidak kalah penting, sisi manusiawi yang tak tertangkap dalam buku-buku lainnya hadir di dalam karya ini.

Detail Buku:
Judul: Muhammad Al Fatih - Kisah Kontroversial Sang Penakluk Konstantinopel
Penulis: Mustafa Armagan
Penerbit: Kaysa Media, 2014
ISBN: 978-979-91-0569-1
Page: 242
Besar file: 27,3Mb
Baca-Download: Google Drive


-


Tulis Judul yang SEO Friendly
COVER
Siapa yang tak kenal dengan tokoh satu ini, tokoh karismatik, tokoh yang berperan besar dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, siapa lagi kalau bukan KH. Hasyim Asy'ari.
Pendiri organisasi terbesar di Indonesia, yakni Nadhathul 'Ulana, karya-karya nya pun tak kalah dengan 'Ulama timur tengah, mulai dari Adabul ‘Alim Wal Muta’allim, At-Tibyan Fin Nahyi An-Muqothoatil Arham Wal Aqorib Wal Ikhwan, An-Nurul Mubin Fi Mahabbati Sayyidil Mursalin, Ziyadatut Ta’liqot, At-Tanbihatul Wajibat Li Man Yasna’ Al-Maulid Bil Munkaroti, Dhou’ul Misbah Fi Bayani Ahkamin Nikah, Risalah Ahli Sunnah Wal Jamaah dll.
KH. Hasyim 'Asyari pun terkenal dengan hafalan hadist nya, sebab itu pula beliau di sebut dengan Hadrotus Syekh. Beliau adalah murid 'Ulama besar Indonesia yakni KH. Kholil Bangkalan Madura yang tak lain memiliki garis keturunan dengan Sembilan Wali (Wali Songo) yakni Sunan Gunung Djati atau Syarif Hidayatullah yang tak lain adalah salah Wali Songo yang menyebarkan Agama Islam di Jawa Barat.
KH. Hasyim 'Asyari lahir di Jombang Jawa Timur. Beliau belajar ilmu Agama di Makkah Al-Mukarromah Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi, Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.
Untuk lebih jelas mengenai biografi beliau, silahkan download buku nya.
Semoga kecintaan kita kepada 'Ulama besar Indonesia, dan wawasan kita semakin bertambah. Amiin :)




Tulis Judul yang SEO Friendly
Al-Milal Wa Al-Nihal
After the Apostle died, of course the revelation given by the Angel Gabriel was completed, as there was no last Prophet other than Prophet Muhammad.

The death of the Prophet left a deep sadness for the Muslims especially the Prophet's friends from Abu Bakr As-Shidiq, Umar Ibn Khattab, Ustman Bin 'Affan,' Ali Ibn Abi Talib even we know Bilal's companions left Mecca because they could not there is a Prophet. Bilal, who was only a servant of the Sahaya before his freedom, had declared the Islamic treatise on Islam brought by his beloved Prophet. Bilal left Mecca because every place he visited reminded the beloved Prophet.
In contrast to the companions still living in Mecca, they were placed in a position where they had to choose a leader (Caliph at that time) as their successor after the Apostle's departure. And to the companions of Abu Bakr RA since he was the Prophet's father-in-law, he was the most celebrated because of his faith above anyone else, the title of As-Shidiq was attached to when the Apostles in Isra'el and Mi'rajkan, which the entire people of Mecca explained makes sense, in contrast to Abu Bakr who believed in everything that the Messenger carried including Isra 'Mi'raj.
After Abu Bakr, the Caliphate was handed over to Umar Ibn Khattab's friend, Ustman Ibn 'Affan, and to Ali Ibn Abi Talib.
However, who would have thought that at the end of Ali's caliphate stood the caliphate who had a long history of Islam all over the world. Islam after the caliphate of Ali replaced the Umayyad dynasty. Yes, the Umayyad is one of the Prophet's companions
This Umayyad dynasty dates back to the time of the shiffin war and the tahkim period, during which Ali was abducted by Mua'wiyyah Ibn Abi Sufyan who wanted to seize power. Thus, it was during this period that the various religions, theology in Islam, emerged.
But later in Islam beginning with the Mu'awiyyah rebellion against Ali, as we know Ali's supporters in Shi'ite, and his defectors are referred to as Khawarij, Khawarij is a plural form of the word Kharij which means outsiders, Khawarij are the ones who come out from supporting Ali. Mu'tazilah, Qodariyah, Jabbariah and others appeared at this time.
The complete history of the above tragedy can be read in the Book of Al-Milal Wa Wa An-Nihal.
However, we have the book translated and downloadable like the Cover Book example above. The book entitled Al-Milal Wa Wa An-Nihal can be downloaded below. 
Tulis Judul yang SEO Friendly
COVER
Detail Buku :
Judul: Cerita Cinta Indonesia
Pengarang: 45 Penulis GPU
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2014
Tebal: 400 halaman
Tentang Buku :
Beragam tema, beragam kisah terangkum di kumpulan cerita pendek Cerita Cinta Indonesia ini. Mulai dari jejak sastra hingga cerita pendek TeenLit tergores dalam 45 cerpen buah karya 45 penulis yang pasti sudah Anda kenal. Kumpulan cerita pendek ini adalah semacam bentuk syukur dan terima kasih bahwa kami masih bisa meneruskan semangat dalam berkarya.
Membaca kumpulan cerita pendek ini seakan memilih beraneka rasa dan rupa dalam sajian paket lengkap. Sebab, ada begitu terlalu banyak kisah kehidupan yang menunggu untuk diceritakan, dan yang terdapat dalam buku ini hanya sebagian kecilnya. Tak pernah cukup kisah cinta, misteri, persahabatan, dan beragam tema lainnya di dunia ini untuk ditampilkan dalam bentuk karya sastra atau cerita populer.
Apa pun rasa dan rupa yang Anda dapatkan saat membacanya, kami berharap Anda menikmati sajian Cerita Cinta dengan rasa Indonesia ini. Source
 
DATA BUKU
Judul: Bahtera Sebelum Nabi Nuh
Penulis: Dr. Irving Finkel
Penerjemah: Isma B. Koesalamwardi
Editor: Adi Toha
Penyelia: Chaerul Arif
ProofReader: Arif Syarwani
Tata letak isi: Alesya E. Susanti
Desain cover: Ujang Prayana
Penerbit: Alvabet
Genre: Sejarah
Cetakan: I, Desember 2014
Ukuran: 15 x 23 cm
Tebal: 482 halaman
ISBN: 978-602-9193-57-2
SINOPSIS
Kisah bencana banjir dan bahtera Nabi Nuh termuat dalam al-Quran, Taurat, maupun Injil. Cerita ini diyakini merupakan tragedi bencana banjir pertama dalam sejarah. Namun, seorang ahli di British Museum, Dr. Irving Finkel, mengungkapkan simbol-simbol misterius pada sepotong tablet kuno dari tanah liat yang berusia lebih dari 4.000 tahun, dan memungkinkan munculnya penafsiran baru secara radikal tentang mitos bahtera Nabi Nuh.
Cerita detektif memikat ala Dr. Finkel ini bermula ketika pada 2008 ia menemukan tablet persegi panjang seukuran tangan beraksara Babilonia, yang diyakini sebagai dokumen pertama ciptaan nenek moyang manusia. Tablet yang diperkirakan dibuat pada 1850 SM ini merupakan salinan dari Riwayat Banjir Babilonia, sebuah mitos Mesopotamia kuno yang mengungkap antara lain instruksi pembuatan perahu besar untuk bertahan hidup dari bencana banjir.
Tetapi, pekerjaan awal Dr. Finkel tidak berhenti hanya di situ. Melalui serentetan penemuan lain yang juga menakjubkan, ia mampu memecahkan kode misterius ihwal bencana banjir tersebut dengan cara pengungkapan yang tak terduga.
“Sangat detail, suatu investigasi yang hidup.... Brilian!”
—Literary Review
“Salah satu dokumen paling penting yang pernah ditemukan....”
—The Guardian
“Buku bertema serius, tetapi tidak berat: rasanya segar dan menarik. Buku ini mengubah cara kita membayangkan cerita Alkitab.”
—The Sunday Times
“Ilmiah dan mengasyikkan. … Masa lalu Timur Tengah kuno mungkin tampak misterius, namun buku ini menunjukkan relevansinya.”
—The Times
“Menyenangkan... buku yang berisi jawaban untuk pertanyaan besar.”
—Stephen Moss, The Guardian
PENULIS
Dr. Irving Finkel (lahir pada 1951) adalah arkeolog dan Assyriologis. Saat ini, ia bekerja sebagai Asisten Kurator naskah, bahasa, dan budaya Mesopotamia Kuno pada Departemen Timur Tengah, British Museum, London. Museum ini memiliki sangat banyak koleksi—sekitar 130 ribu koleksi. Finkel adalah kurator yang bertanggung jawab atas prasasti cuneiform pada tablet tanah liat warisan Mesopotamia Kuno.
Finkel meraih gelar Ph.D bidang Assyriologi dari University of Birmingham, dengan disertasi tentang mantra pengusir iblis ala Babylonia. Setamat studi doktoral, ia menghabiskan waktunya selama tiga tahun sebagai peneliti di University of Chicago Oriental Institute. Pada 1976, Finkel kembali ke Inggris, dan kemudian diangkat sebagai Asisten Kurator pada Departemen Western Asiatic Antiquities di British Museum. Selain itu, ia juga menjadi Anggota Kehormatan pada Institut Arkeologi dan Purbakala, University of Birmingham, serta Anggota Dewan Masyarakat Arkeologi Anglo-Israel.
Selain karyanya tentang tablet cuneiform, Finkel menulis sejumlah karya fiksi untuk orang dewasa dan anak-anak, dan mendirikan Great Diary Project, sebuah proyek untuk melestarikan buku harian orang biasa. Pada 2014, ia menemukan tablet cuneiform berisi narasi tentang bencana banjir besar yang mirip dengan kisah Bahtera Nabi Nuh. Penemuan ini kemudian menginspirasi dirinya untuk menulis buku fenomenal ini.

Detail Buku :
Judul Buku        : Ain Jalut: Melawan Mitos Hulagu – Dilengakapi dengan ensiklopedia mini sejarah Islam (Indonesia); Ain Jalut: Against the Myth of Hulagu (English)
Penulis               : Indra Gunawan
Genre                 : Sejarah-fiksi
Bahasa               : Indonesia
Penerbit             : PT. Elex Media Komputindo; Kompas Gramedia
ISBN                 : 978.602.02.3167.9
Deskripsi Buku :
Sekali lagi, Islam menyelamatkan peradaban manusia. Berkat Ain Jalut (3 September 1260), laju ekspansi Mongol tertahan, Eropa dan Afrika pun selamat dari terjangan barbar Mongol. Perang Ain Jalut adalah bukti sahih dari pergelutan antara hak dan batil, hingga tak berlebihan dianggap pertempuran paling bersejarah abad ketiga belas.
Bagi dunia Islam, Jenghis Khan, Hulagu Khan, dan Timur Lenk adalah momok legendaris yang mewakili ekspansi Mongol di negeri Islam. Dari ketiganya, Hulagu Khan yang juga cucu Jenghis Khan adalah yang paling dahsyat dan berpengaruh. Di masanya, wilayah seluas Turkistan (Transoxania), Iran, Irak, dan Syam (Levant) luluh lantak dihantam amukan laskarnya. Satu-satunya harapan tersisa hanyalah Mesir. Pasukan Muslimin dipimpin Sultan Saifuddin Qutuz berhasil mengalahkan pasukan Mongol di bawah Jenderal Kitbuqa, tangan kanan Hulagu Khan di lembah Ain Jalut, Palestina.
Novel sejarah Ain Jalut ini merupakan dwilogi dari The Downfall of The Dynasty; Khianat di Tanah Baghdad. Cerita memadukan tokoh sejarah dan tokoh fiksi yang berdiri sendiri. Tokoh fiksi bercerita kisah tiga pemuda (Said, Jakfar, dan Fadhil) yang akhirnya bergabung menjadi tentara muslimin di perang Ain Jalut. Di bagian akhir novel, ensiklopedi mini sejarah Islam (ensiklopedi dinasti, wilayah, dan tokoh), siap menjadi guide yang memandu pembaca akan kedalaman dan berharganya sejarah Islam.
Detail Buku :
Fuad Abdurahman
Copyright © Fuad Abdurahman, 2015
All rights reserved
Hak cipta dilindungi undang-undang
Diterbitkan oleh Penerbit Noura Books
(PT Mizan Publika)
ISBN: 978-602-385-063-1
ISBN Sumber Elektronis: 978-602-385-064-8
Deskripsi Buku :
Buku yang ada di tangan pembaca ini menghimpun kisah-kisah terpilih dari kehidupan Rasulullah Saw. Tentu saja, Anda tidak akan menemukan sirah Rasulullah yang lengkap dalam buku ini, karena buku ini memang bukan buku sirah. Buku ini hanya berisi penggalan-penggalan kisah Rasulullah Saw. yang disusun berdasarkan beberapa tema, yaitu: 
  • • Nubuwat dan mukjizat Rasulullah Saw.
  • • Rasulullah Saw. bersama keluarga dan anak-anak.
  • • Rasulullah Saw. bersama sahabat.
  • • Keutamaan akhlak.
  • • Amar ma‘ruf nahyi munkar.
  • • Rasulullah Saw. dalam peperangan.
  • • Iman dan takwa.

Ini merupakan buku ringkas yang berupaya menghadirkan kisah-kisah menakjubkan dan menawan dalam kehidupan Rasulullah Saw. yang penuh dengan uswah. Buku ini bersumber dari beberapa buku hadis dan sirah yang diperkaya dengan pelbagai sumber lain. Saya berusaha menuliskan kisah-kisah itu agar enak dibaca, bisa dipahami dan dihayati, lalu diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun buku ini tidak lengkap—dan memang jauh dari sempurna—saya berharap semua kisah dalam buku ini dapat menampilkan gambaran yang cukup gamblang tentang kehidupan Rasulullah Saw.
yang berkenaan dengan tema-tema di atas. Saya juga berharap buku ini bisa menemani Anda di saat-saat jenuh dan kita semua bisa meneladani hikmah-hikmah yang tersembunyi di dalamnya.


Detail Buku :
ADAM 31 METER
Mencari Tanda Tangan Tuhan & Ayat-Ayat Emas Evolusi dalam Al-Qur’an
Bambang Tri
© Pustaka Pesantren, 2012
274 hlm : 13,5 x 20,5 cm.
1. Mukjizat Ilmiah Al-Qur’an 2. Evolusi Manusia Purba
3. Evolusi Genetik Adam dan Keturunannya
ISBN: 602-8995-26-6
ISBN 13: 978-602-8995-26-9
Kata Pengantar: KH. A. Mustofa Bisri
Penerbit & Distribusi:
PUSTAKA PESANTREN
Deskripsi Buku Dari pengantar :
Inilah buku yang benar-benar unik.
Unik judulnya: Adam 31 Meter.
Unik bahasannya, tidak hanya bicara tentang Adam sebagaimana yang diisyaratkan judulnya. Bahkan tidak berlebihan bila disebutkan bahwa isi buku ini seperti gado-gado.
Ada informasi ilmiah tentang berbagai hal. Ada analisis tidak hanya mengenai fenomena alam, dan kritik-kritik.Termasuk terhadap para mufassir Qur’an terdahulu dan metode tafsir mereka.
Unik metode dan sistematika penulisannya. Meski ada pembagian bahasan, namun rincian per bagian sering kali meloncat kesana-kemari. Mungkin pas bila kita sebut saja sebagai metode tuturan. Artinya membaca buku ini, seolah-olah kita sedang mendengarkan si penulis bertutur. Bertutur tentang berbagai hal.Tidak hanya tentang Adam, tapi melebar ke mana-mana. Mengutip banyak pendapat dari ulama dan cendekiawan.


Detail Buku :
AIR MATA PARA NABI
Kisah-Kisah Inspiratif tentang Ketabahan Para Nabi dalam Memperjuangkan Kebenaran
TGH. Lalu Ibrohim M.T.
© Pustaka Pesantren, 2012
192 halaman: 12 x 18 cm.
1. Kisah dari Tradisi Islam Klasik
2. Perjuangan Para Nabi
3. Keteguhan Menghadapi Cobaan
ISBN: 602-8995-18-5
ISBN 13: 978-602-8995-18-4
Penerbit & Distribusi:
PUSTAKA PESANTREN
Cetakan I, 2012
Dicetak oleh:

PT. LKiS Printing Cemerlang Yogyakarta
Deskripsi :
Cerita ada di mana-mana, di sepanjang sejarah manusia. Selama ada manusia selama itu pula ada cerita. Oleh karena itu, jika para filosof menyematkan gelar “hewan yang berakal” bagi manusia, mungkin tidak berlebihan jika ia kita sebut pula sebagai “makhluk bercerita”. Dari sini pula, kita tak akan heran saat mendapati Al-Qur’an banyak menggunakan gaya bercerita dalam menyampaikan berbagai ajaran-Nya.
Para ahli pun meyakini bahwa cerita memiliki peran tak sedikit bagi pembentukan karakter manusia. Karena cerita orang tuanya, manusia bisa menjadi seorang brutal atau sebaliknya. Karena cerita lingkungannya, manusia terinspirasi menjadi penuh kasih sayang atau justru sewenang-wenang.
Karena cerita sesamanya, manusia terobsesi mem-bunuh manusia lainnya atau justru menyelamatkan nyawa sesama. Begitulah agungnya sebuah cerita.
Bagaimanakah jika cerita-cerita yang kita baca adalah perjalanan para manusia pilihan dalam memperjuangkan kebenaran? Bagaimana jika cerita-cerita yang kita kunyah berisi nilai-nilai ketabahan dan spirit pantang menyerah? Demikianlah, buku ini akan mengajak kita mencium anyir darah dan asin air mata para kekasih-Nya dalam menegakkan risalah-Nya.
Membaca buku ini, mau tak mau kita akan teringat bahwa kadar keimanan kita mesti dibuktikan dalam , bukan semata-mata diucapkan dengan lidah. Sebagaimana firman-Nya: “Apakah para manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka
tidak diuji lagi?” (QS. 29: 2). Selamat membaca, selamat mengunduh inspirasi.
Detail Buku:
1. Syaikh Yusuf Al-Makassari 
2. Etika religius
3. Dakwah pembebasan
ISBN: 979-25-5339-8
ISBN 13: 978-979-25-5339-0
Editor: Yemmestri Enita
Penyelaras Akhir: Ahmala Arifin
Rancang Sampul: Haitami el-Jaid
Penata Isi: Santo
Penerbit & Distribusi:
LKiS Yogyakarta
Cetakan I: Mei 2011
Percetakan:
PT. LKiS Printing Cemerlang
Deskripsi :
Buku ini menyajikan tokoh Syaikh al-Haj Yusuf Abu Alam Mahasin Hadiyatullah al-Taj al-Khalwati al-Maqashshariy Atau lebih dikenal sebagai Syaikh Yusuf Al-Makassari. Gelar syaikh Yang disandang putra Makassar ini memiliki makna universal, Yang dalam sejarah Nusantara berhubungan dengan ulama Yang menguasai dunia tasawuf. Ia adalah tokoh historis Yang mengembangkan ajaran etika religius dalam dakwahnya.
Ajarannya bersumber dari kitab suci, tradisi, dan pemikiran tokoh-tokoh sejarah. Ia berhasil membawa Islam sebagai agama Yang berkembang di dalam masyarakat yang majemuk, yang kaya Akan pandangan-pandangan atau nilai-nilai tradisional.
Pijakan utama etika religius Syaikh Yusuf bersumber Dari konsepsi Al-Qur’an tentang manusia dan kedudukannya di dalam
alam semesta. Konsep teologi yang digunakan bercorak sufisme.
Menurutnya, “hakikat manusia sebagai bayangan Tuhan di Muka bumi” disebut sebagai konsep Al-Insan Al-Kamil. Konsep Ini berfokus pada spiritualitas yang dapat mengantar manusia ke Alami Ilahiah (alam ketuhanan), melalui potensi batin yang dimilikinya.
Selama hidupnya, Syaikh Yusuf telah menghasilkan Puluhan karya/naskah, yang fokus utamanya adalah tasawuf dan Etika dakwah. Di dalam karya-karyanya juga, Syaikh Yusuf Mengulang tentang kaifiyat dzikir, yaitu dzikir yang mencakup etika religius lahir dan batin, sebagai pancaran kesempurnaan tauhid, makrifat, dan ibadah. Ia juga menjelaskan tentang makna kalimat tauhid Lai ilaaha illa Allah. Dalam kitab Mathalib Salikin misalnya, Syaikh Yusuf menekankan pentingnya memahami tauhid sehingga Tidak mudah terjatuh pada kemusyrikan.
Syaikh Yusuf dikenal sebagai ulama pengembara Untuk berguru kepada syaikh/ulama yang dikenal mumpuni. Setelah belajar agama di Makassar, kehausannya terhadap ilmu-ilmu
agama dilanjutkan dengan mengembara ke daerah-daerah di Tanah Air terutama ke Banten dan Aceh, serta negara-negara Arab.
Syaikh Yusuf meninggal di Cape Town Afrika Selatan Setelah diasingkan oleh penjajah kolonial Belanda akibat dakwah Dan perjuangannya bersama Sultan Banten. Selama empat tahun Di Cape Town, Syaikh Yusuf berhasil membangun komunitas Muslim yang solid, sehingga oleh pemerintah Afrika Selatan Dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Demikianlah poin-poin penting yang disuguhkan dalam Kajian tentang Syaikh Yusuf ini. Dalam konteks dakwah Islam Indonesia, kajian tentang etika religius Syaikh Yusuf perlu dikembangkan, karena pesan dakwahnya mencerminkan nilai-nilai Islam Yang toleran, damai, dan jauh dari tindakan-tindakan anarkis dan Teror berhadap kelompok-kelompok masyarakat yang lain. Oleh Karena btu, selayaknyalah pesan-pesan Islam yang damai ini Menjadi bagian dari hidup kita dalam beragama, bermasyarakat, Dan bernegara.
Kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Mustari Mustafa yang telah mempercayakan karyanya ini untuk kami terbitkan.
Dan, kepada sidang pembaca yang budiman, buku ini Layak dikedepankan untuk mengisi kekeringan religiusitas kita Dalam satu dekade terakhir ini. Selamat membaca!