TENTANG BUKU :
Judul Buku :
Anak Semua Bangsa
Nama Pengarang :
Pramoedya Ananta Toer
Cetakan
: 13, September 2011
Penerbit
: Lentera Dipantara
Halaman
: 539 halaman
Riwayat Pengarang :
Pramoedya Ananta Toer lahir pada 1925 di Blora, Jawa Tengah, Indonesia. Hampir
separuh hidupnya dihabiskan dalam penjara: 3 tahun dalam penjara Kolonial,
setahun di Orde Lama, dan 14 tahun yang melelahkan di Orde Baru, tanpa proses
pengadilan. Pada 21 Desember 1979, Pramoedya akhirnya mendapat surat pembebasan
secara hukum. Selama dipenjara, Pramoedya berhasil menulis Tetralogi Buru (Bumi
Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca). Berkali-kali
karyanya dilarang dan dibakar tidak menyulutkan semangatnya. Dari tangannya,
telah terlahir lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke dalam lebih dari 42
bahasa asing. Namanya berkali-kali masuk daftar Kandidat Pemenang Nobel Sastra.
Source
Synopsis:
Sepeninggal Anelies
ke Belanda, Minke meyerahkan cincin emas hadiah perkawinan dari Robert Suurhof
ke polisi. Berita kematian Annelies melalui surat Jan Dapperste membuat Minke
dan Nyai Ontosoroh berkabung. Meskipun begitu, mereka saling membantu melewati
masa sulit. Hubungan Minke – Jean – Kommer sempat renggang karena Minke menolak
menulis artikel dalam bahasa Melayu. Selain itu, Minke sakit hati dituduh tak
mengenal bangsanya sendiri. Nyai mengajak Minke berkunjung ke Tulangan,
Sidoarjo untuk berlibur dan membuka wawasan.
Selama di Tulangan,
Minke bertemu Surati, keponakan Nyai Ontosoroh dan Trunodongso, pemilik kebun
tebu. Minke mendapat cerita penderitaan segelintir bangsanya akibat kekejaman
Belanda yang ia anggap sebagai masterpiece. Namun, Nijman tak mau
menerbitkan tulisan Minke. Minke sakit hati, bertekad melanjutkan
sekolah, dan meninggalkan profesinya sebagai freelance penulis
kolom koran. Atas bantuan Herbert de la Croix, Minke diterima di sekolah
kedokteran, Stovia Betawi. Namun takdir berkata lain. Dia harus menghadapi
sidang berturut-turut: kasus kematian Herman Mellema dengan terdakwa Babah Ah
Tjong dan pencurian perhiasan dengan terdakwa Robert Suurhof. Akibatnya, Minke
tak dapat mengikuti tahun ajaran baru di Stovia. Dia tetap tinggal di Wonokromo
dan membantu Nyai Ontosoroh menghadapi Maurits Mellema sepeninggal Annelies dan
Robert Mellema. Source